Sebagai seorang guru di sebuah lembaga kursusan, saya beberapa kali mendengar orangtua murid bilang seperti ini “Gurunya native nggak?” atau “Minta yang native ya.” Dan sesuai dengan permintaan orangtua murid tersebut, si anak diberikan guru yang native. Namun, alih-alih berterimakasih, malah beliau bilang begini, “Lho, kok nggak native ya?” karena yang muncul adalah guru yang berkulit hitam.
Di lain waktu, saya mendengar ada sebuah kursusan yang guru bahasa Inggrisnya banyak “native speaker“-nya. Namun, setelah dites kemampuan bahasa Inggrisnya, terlihat bahwa kemampuan bahasa Inggris mereka sangat biasa-biasa saja dan malah cenderung jauh lebih baik guru lokal. Usut punya usut, mereka adalah orang bule dari negara-negara Eropa yang ternyata tidak bisa-bisa banget ngomong bahasa Inggris.
Jadi, melihat 2 peristiwa tersebut, apakah belajar bahasa Inggris dari native speakers lebih baik?
Mohon pahami dahulu apa itu native speaker
Native speaker adalah penutur asli suatu bahasa, dan siapapun bisa jadi native speaker asalkan bahasa ibu atau bahasa pertamanya adalah bahasa yang dimaksud, tidak peduli apa itu rasnya. Jadi, bisa saja orang yang memiliki ras Asia juga merupakan penutur asli bahasa Inggris. Dengan kata lain, hanya karena seseorang itu berkulit putih, belum tentu dia bahasa ibunya bahasa Inggris, seperti kasus yang saya ceritakan di awal tersebut. Memang, persepsi native speaker di Indonesia masih ada yang salah. Saya memiliki seorang teman orang Indonesia yang sebenarnya native speaker bahasa Inggris karena dia besar di USA, dan bahasa Inggrisnya lebih baik daripada bahasa Indonesianya. Namun, secara teknis, dia tetap dihitung sebagai guru lokal karena dia orang Indonesia. (Dampaknya, gaji yang dia terima adalah gaji lokal). Sedih amat ya! Kesimpulannya, hati-hati dengan kursusan yang banyak sekali bulenya; belum tentu mereka native speaker semua lho. Bisa jadi, seperti yang pernah saya contohkan di awal, hanya casing-nya saja yang terlihat tipikal native.
Native speaker cara belajarnya beda dengan non-native speaker
Sebagian besar native speaker bahasa Inggris nggak belajar grammar seperti kita. Mereka belajar bahasa tersebut sejak mereka kecil tanpa adanya rumus-rumus seperti yang kita tahu, dan sebagian besar akan bingung kalau ditanya apa itu present tense, past tense, dll. Sama halnya kita yang juga bingung kapan pakai imbuhan dalam bahasa Indonesia, kan? Efeknya, bisa jadi seorang guru native speaker bahasa Inggris akan kesulitan mengajarkan tata bahasa ke siswa, karena dia tidak mempelajari aturan-aturan tata bahasa itu alias semua terjadi secara natural saja. Sementara itu, guru lokal belajar bahasa Inggris dengan berbagai macam strategi supaya bisa menguasai bahasa tersebut. Alhasil, guru lokal akan cenderung lebih bisa sharing strategi belajar yang tepat untuk siswa-siswanya, karena dia pernah mengalami berada di posisi seperti siswa-siswa tersebut yaitu kesulitan belajar grammar!
Nggak semua native speaker itu guru
Ini merupakan lanjutan dari poin sebelumnya ya. Nggak semua native speaker bahasa Inggris mempunyai latar belakang sebagai guru. Namun, pada kenyataannya, banyak (tapi tidak semua ya; catat itu) native speaker yang dengan “mudah” bisa mendapatkan pekerjaan sebagai guru bahasa Inggris di Indonesia hanya dengan mengikuti program kursus bersertifikat TESOL (mengajar bahasa Inggris untuk orang asing / Teaching English to Speakers of Other Languages) selama 3 bulan. Dibandingkan guru lokal yang sebagian besar harus belajar 4 tahun, mungkin bisa ditebak kan, kemampuan transfer ilmu kepada siswa? Jadi, hanya karena seseorang pintar berbahasa Inggris, belum tentu dia bisa mengajar bahasa Inggris. Baca saja artikel ini (bahasa Inggris ya), yang menunjukkan bahwa banyak native speaker yang tidak bisa dimengerti oleh murid-muridnya. Sekali lagi, ini nggak semua ya. Ada juga native speaker yang sangat baik dan berpengalaman, dan ada juga yang secara khusus dan serius menempuh pendidikan formal untuk mengajar bahasa Inggris. Dan ada juga guru lokal yang asal-asalan. Hehehe.
Native speaker bisa jadi acuan untuk belajar pronunciation
Meskipun pada poin di atas saya berpendapat bahwa belajar dengan native speaker bisa jadi memiliki kekurangan, saya sendiri merasa bahwa kalau kita ingin belajar pelafalan yang sempurna, belajar dari native speaker lebih ideal, dong, karena memang pada dasarnya, itu bahasa mereka. Belajar dari guru lokal juga bisa sih, tapi memang kemungkinan akan kurang sempurna. Namun, sejujurnya hal ini juga bisa disiasati dengan menggunakan media audio/video pelafalan oleh native speaker, ataupun melihat kamus. Karena pada kenyataannya, guru lokal jauh lebih banyak daripada guru native. Jadi, nggak bisa kita selalu idealis begitu. Hehehe.
Menurut Anda sekalian, bagaimana? Apakah belajar bahasa Inggris dengan native speaker lebih baik? Silakan berkomentar yaaa 😀
Baca juga:
Aksen Itu Penting Nggak, Sih?
6 Kesalahan Penggunaan Bahasa Inggris yang Sering Terjadi
Bener banget nih. Aku lebih suka belajar bahasa asing sama guru2 yang masih orang indo, itu membuat kita lebuh ngerti lagi kalau ada hal yg nggak tau bisa nanya.
nah, sisanya baru improve sama mereka dan ngobrol sama mereka. Karna, bagaimana pun accent mereka pasti beda banget kan dan perlu banget ngomong sama orangnya langsung!
Hehehe setuju! Makasih sudah mampir ya 😀
Setuju banget, memang ga bisa disamaratakan kalo semua orang native itu pinter ngajarin. Guru-guru lokal ga kalah berkualitasnya kokk dan menurut pengalamanku sih ilmunya lebih ngena
Iya, jadi nggak seharusnya kita percaya dgn stereotype 🙂 Makasih sudah mampir ke blog saya 😀
Aku juga lebih suka sama guru indo jadi enak cepet paham
hehehe, sama dong(sendirinya juga guru indo sih :P).
Makasih sudah mampir ya 🙂
Kalau aku mungkin guru lokal lebih enak, kalau kurang jelas tidak sungkan buat tanya-tanya.
betul, dulu waktu aku masih siswa juga lebih nyaman sama yg lokal sih hihihi
Makasih sudah mampir kak 🙂